Otak merupakan hal yang sangat menakjubkan. Otak membantu manusia belajar, mencipta, dan membayangkan. Bahkan, nampaknya tak ada yang tak bisa dilakukan otak.
Namun, banyak orang percaya kita hanya memakai 10% kemampuan otak. Bahkan, beberapa mengklaim orang-orang dengan persepsi extrasensory perception (ESP) hanya mempu menggunakan sedikit lebih banyak dari orang lain.
Namun, bayangkan apa yang bisa kita lakukan dengan 90% sisa kemampuan otak kita. Sayangnya, bagi mereka yang mempercayai ide ini, 10% merupakan sebuah mitos. Kenyataannya, semua orang menggunakan otak mereka.
Menurut profesor psikologi Simon Fraser University Barry Beyerstein yang telah bertahun-tahun mempelajari mitos ini, peneliti menggunakan teknik riset pencitraan otak, seperti pindai tomography emisi positron (PET) dan fungsional magnetic resonance imaging (fMRI), menemukan pindai otak jelas menunjukkan seluruh otak terpakai.
Memang benar orang tak menggunakan seluruh bagian otak pada saat yang sama, sama seperti orang tak menggunakan seluruh otot tubuh pada waktu bersamaan. Namun, di seluruh kegiatan sehari-hari, semua otot-otot digunakan, begitu pula otak.
“Abad lalu menjadi saksi munculnya teknologi yang makin canggih untuk mengintai lintas otak,” menurut buku “50 Great Myths of Popular Psychology: Shattering Widespread Misconceptions about Human Behaviour,” (Wiley-Blackwell, 2010).
“Mengabaikan detil pemetaan, tak ada daerah yang diam menunggu tugas baru muncul. Bahkan, tugas-tugas sederhana yang umumnya memerlukan kontribusi pengolahan menyebar di seluruh wilayah otak”.
Mitos 10% menunjukkan sebagian besar otak hanya menunggu untuk digunakan. Namun, jika bagian otak tak digunakan, efek merusak bagian-bagiannya seharusnya kecil. Namun, orang yang menderita trauma kepala, stroke atau cedera otak lain dapat sangat terganggu. Jadi, gunakan otak Anda dan jangan percaya mitos ini!
0 komentar:
Posting Komentar