Blog Archive



Dalal al-Maghribi Wanita Paling Ditakuti Israel


      








         Dalal Said al-Maghribi adalah nama perempuan mujahid terkenal Palestina. Dalal ‎al-Maghribi telah menjadi simbol muqawama di tengah-tengah rakyat Palestina dan ‎Lebanon. Simbol yang membuat orang-orang Zionis takut ketika mendengar ‎namanya.‎

Perempuan mujahid Palestina ini gugur syahid beberapa dekada lalu dalam ‎sebuah operasi mati syahid di Palestina pendudukan (Israel). Namun jasadnya ‎disimpan oleh Zionis sampai terjadi pertukaran jasad tawanan dan jasad para ‎syuhada pasca perang 33 Hari Lebanon. ‎
Siapa Sebenarnya Dalal al-Maghribi?‎
Dalal Said al-Maghribi dilahirkan tahun 1958 di Palestina pendudukan. Selain ‎dikenal sangat pemberani, Dalal juga menguasai bahasa Ibrani sama baiknya ‎dengan bahasa Arab. Dengan keberaniannya itu, ia ditunjuk menjadi komandan tim ‎‎13 orang yang bernama "Regu Deir Yassin". Nama ini diambil sebagai bentuk aksi ‎balas dendam atas kejahatan biadab Menachen Begin, Perdana Menteri Zionis ‎Israel waktu itu di distrik Deir Yassin di sekitar al-Quds. Dalam aksi biadabnya itu, ‎ratusan wanita dan anak-anak Palestina dibantai oleh militer Zionis Israel.‎
Dalal al-Maghribi mengepalai sebuah operasi mati syahid bernama "Kamal ‎Udwan". Sementara Ehud Barak waktu itu ditugaskan untuk menumpas operasi ini. ‎Penamaan operasi ini diambil dari nama syahid Kamal Udwan, Jurubicara PLO ‎yang diteror oleh pasukan komando Israel tahun 1973.‎
Abu Jihad Angkat Dalal Sebagai Komandan Tim Khusus Fatah
Khalil al-Wazir yang dikenal dengan Abu Jihad, tokoh kedua faksi Fatah di awal-‎awal tahun 1978 mulai menerapkan rencana-rencana operasi militernya. Langkah ‎pertama yang dilakukannya adalah merekrut 13 anggota Fatah terbaik. Komandan ‎tim 13 ini ternyata diberikan kepada seorang perempuan bernama Dalal al-‎Maghribi.‎
Pengkhianatan Anwar Sadat dan Kemarahan Warga Palestina
Lawatan Anwar Sadat, Presiden Mesir waktu itu ke Palestina pendudukan ‎membuka lembaran baru sejarah perjuangan bangsa Palestina. Karena Mesir yang ‎sebelumnya menjadi garis terdepan front anti Zionis Israel ternyata berbalik ‎mengulurkan tangan persaudaraan kepada Israel. Kenyataan ini membuat para ‎pemimpin Palestina mulai kehilangan semangat dan cenderung untuk berdamai ‎dengan Zionis Israel.‎
Sementara bangsa Palestina hanya dapat menitikkan air mata menyaksikan ‎peristiwa itu. Yasser Arafat tahu betul bahwa lawatan Anwar Sadat bakal ‎menciptakan lembaran hitam dalam sejarah perjuangan bangsa Palestina.‎
Dalam kondisi yang demikian, Zionis Israel melihat satu kesempatan emas di ‎depan matanya untuk membalaskan dendamnya kepada warga Palestina. Mereka ‎mempersiapkan sebuah serangan mengejutkan. Karena langkah yang ditempuh ‎Mesir dimaknai sebagai upaya perdamaian negara-negara Arab dengannya.‎
Rencana Sebuah Operasi
Para pemimpin Fatah, anggota terbesar PLO menilai operasi yang akan dilakukan ‎ini bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat proses perundingan ‎perdamaian Mesir-Israel. Mereka yakin bila tujuan ini tidak tercapai, setidak-‎tidaknya operasi militer ini dapat menjadi peringatan bagi para pejabat Zionis Israel ‎dan kepala-kepala negara Arab agar tidak memandang sebelah mata kepada PLO.‎
Operasi ini dilakukan pada malam 11 Maret 1978 yang dimulai dengan pergerakan ‎sebuah perahu muatan kecil. Tampaknya perahu ini akan bergerak ke utara Afrika, ‎namun ternyata bergerak terus hingga perairan Palestina pendudukan sekitar 50 ‎kilometer dari tepi pantai Tel Aviv. Seluruh penumpang kapal ini mengenakan ‎pakaian militer Zionis Israel.‎
Al-Maghribi Pimpin Operasi di Tel Aviv
Dalal al-Maghribi adalah komandan pasukan berani mati Palestina yang tujuannya ‎sampai ke tepi pantai kota Tel Aviv. Anggota tim 13 ini betugas melakukan operasi ‎besar di Tel Aviv yang nantinya memaksa Zionis Israel melakukan aksi ‎pembalasan.‎
Saat mendekati pantai, satu perahu berbahan viber terbalik yang menyebabkan ‎dua anggota tim ini tenggelam akibat keberatan barang yang dibawanya. ‎Sementara 11 anggota lain setelah satu jam setengah berhasil sampai di tepi ‎pantai dekat jalan raya yang menghubungkan Haifa-Tel Aviv. Dengan segera ‎mereka bergerak ke jalan raya. Di tengah jalan, ada seorang zionis yang ‎menyadari kehadiran mereka, namun dengan cepat mereka membunuhnya.‎
Ketika sampai di jalan raya, Dalal al-Maghribi memerintahkan anggotanya untuk ‎menghentikan dua bus yang berjalan ke arah mereka. Anggotanya memindahkan ‎seluruh penumpang sebuah bus dan mengalihkan mereka ke bus yang lain. ‎Dengan demikian sebuah bus yang berisikan seratus sandera dan 11 pasukan ‎berani mati Palestina bergerak menuju Tel Aviv. Dalal telah diperintahkan sebisa ‎mungkin menuju sebuah hotel yang ramai di sekitar Tel Aviv dan menyandera para ‎tamu hotel lalu meminta tebusan pembebasan tahanan Palestina di penjara-‎penjara Israel.‎
Dalal al-Maghribi dan Abu Jihad tahu bahwa pertukaran itu tidak akan mungkin ‎terjadi. Karena pada dasarnya Menachen Begin, Perdana Menteri Zionis Israel dan ‎Moshe Dayan, Menteri Peperangan Zionis Israel dalam kasus yang sama tidak ‎pernah menganggap penting para sandera. Namun Dalal al-Maghribi tetap ‎berusaha sekuat tenaganya untuk tetap melakukan tugasnya sesuai rencana. ‎Artinya, operasi ini direncakan tanpa memberikan opsi kembali.‎
Dalal al-Maghribi memberikan kemungkinan dapat menuju tujuan yang telah ‎ditentukan sebelumnya dengan para sandera yang dimilikinya. Namun unit khusus ‎militer Israel yang waktu itu dipimpin oleh Ehud Barak telah berjaga-jaga dengan ‎kendaraan lapis baja di persimpangan jalan beberapa kilometer dari Tel Aviv dan ‎menutup pergerakan bus yang ditumpangi itu.‎
Bus yang membawa para sandera dan para pejuang Palestina semakin mendekati ‎pasukan Israel. Sebelum memberikan kesempatan berhubungan atau berunding ‎dengan para pejuang Palestina, ban bus telah ditembak terlebih dahulu. Bus ‎kemudian berhenti. Seketika juga terjadi baku tembak sengit antara pasukan Zionis ‎Israel dengan para pejuang Palestina.‎
Kurang dari 15 menit, bus telah menjadi sasaran peluru. Beberapa jam kemudian ‎para pejuang Palestina berhadap-hadapan dengan pasukan Zionis Israel yang ‎dipimpin Ehud Barak. Dalal al-Maghribi akhirnya syahid akibat terkena tembakan di ‎kepalanya dan 8 anggota tim 13 lainnya tergelatak syahid di sampingnya. ‎Sementara dua lainnya ditangkap oleh tentara Zionis Israel.‎
Operasi Militer Dalal Tewaskan Banyak Zionis
Setelah bunyi tembakan berhenti, para zionis mulai mengumpulkan korban dari ‎mereka. Ternyata korban di pihak mereka membukukan angka luar biasa; 37 tewas ‎dan 80 cedera. Angka ini belum dapat ditandingi hingga muncul Intifada II tahun ‎‎2000.‎
Operasi Kamal Udwan sangat membekas di benak penduduk Tel Aviv. Bagi ‎mereka operasi itu benar-benar sangat menakutkan. Peristiwa itu tercatat sebagai ‎kejadian terburuk dalam sejarah pendirian rezim Zionis Israel. Operasi ini termasuk ‎operasi mati syahid terbesar yang pernah dilakukan para pejuang Palestina ‎terhadap Zionis Israel hingga perang 33 Hari Lebanon.‎
Jasad Dalal al-Maghribi dan seluruh pejuang Palestina yang ikut dalam operasi ini ‎di kuburkan di sebuah tempat yang bernama pekuburan A'adad. Akhirnya, setelah ‎berlalu tiga puluh tahun dengan upaya Hizbullah Lebanon dalam operasi ‎pertukaran tawanan yang disebut "Operasi Ridhwan" antara Hizbullah dan Zionis ‎Israel, jasad mereka diserahkan kepada Hizbullah. Pada 16 Juli 2008 jasad mereka ‎dikebumikan dalam sebuah acara prosesi pemakaman. (IRIB/SL/RM)‎


sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...