Peneliti telah mengetahui banyak tentang kejadian pemusnahan terbesar yang terjadi di bumi yang berlangsung sekitar 250 juta tahun lalu. Mulai dari letusan vulkanik sampai penurunan suhu ekstrim. Ketika itu, perubahan iklim drastis telah menghapus hampir seluruh spesies air dan mayoritas spesies darat.
Namun kini mereka mendapati tersangka baru yang kemungkinan terlibat dalam penghancuran tersebut. Yakni masuknya merkuri ke dalam ekosistem. Sebelumnya, tidak ada yang pernah memperhatikan apakah merkuri merupakan faktor penyebab potensial.
“Masa itu merupakan masa di mana aktivitas vulkanik sedang mencapai tingkat tertinggi sepanjang sejarah Bumi. Kini kami mengetahui bahwa penyebab utama tumpahnya merkuri adalah letusan vulkanik,” kata Steve Grasby, peneliti dari Natural Resources Canada, dikutip dari Science Daily, 7 Januari 2012.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Geology, Grasby menyebutkan, pihaknya memperkirakan bahwa merkuri yang dilepaskan ke permukaan Bumi ketika itu 30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan aktivitas vulkanik yang terjadi di masa kini. Itu membuat letusan vulkanik 250 juta tahun lalu menjadi kejadian yang sangat menghancurkan.
Seperti diketahui, sekitar 250 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus berkuasa dan seluruh daratan masih bergabung dalam satu benua tunggal, mayoritas kehidupan di laut dan di darat musnah.
Teori yang masuk akal adalah bahwa letusan vulkanik membakar hingga lapisan batu bara di kerak Bumi dan melepaskan asap CO2 dan racun mematikan lainnya ke udara. Bukti langsung dari teori ini telah dipaparkan pula oleh Grasby, Januari tahun lalu di jurnal Nature Geoscience.
Namun demikian, tingkat deposit merkuri di era Permian akhir ternyata jauh lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan emisi merkuri yang disebabkan oleh ulah manusia.
“Masa itu merupakan masa di mana aktivitas vulkanik sedang mencapai tingkat tertinggi sepanjang sejarah Bumi. Kini kami mengetahui bahwa penyebab utama tumpahnya merkuri adalah letusan vulkanik,” kata Steve Grasby, peneliti dari Natural Resources Canada, dikutip dari Science Daily, 7 Januari 2012.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Geology, Grasby menyebutkan, pihaknya memperkirakan bahwa merkuri yang dilepaskan ke permukaan Bumi ketika itu 30 kali lipat lebih tinggi dibandingkan aktivitas vulkanik yang terjadi di masa kini. Itu membuat letusan vulkanik 250 juta tahun lalu menjadi kejadian yang sangat menghancurkan.
Seperti diketahui, sekitar 250 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus berkuasa dan seluruh daratan masih bergabung dalam satu benua tunggal, mayoritas kehidupan di laut dan di darat musnah.
Teori yang masuk akal adalah bahwa letusan vulkanik membakar hingga lapisan batu bara di kerak Bumi dan melepaskan asap CO2 dan racun mematikan lainnya ke udara. Bukti langsung dari teori ini telah dipaparkan pula oleh Grasby, Januari tahun lalu di jurnal Nature Geoscience.
Namun demikian, tingkat deposit merkuri di era Permian akhir ternyata jauh lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan emisi merkuri yang disebabkan oleh ulah manusia.
Dalam beberapa kasus, tingkat merkuri di lautan era Permian akhir serupa dengan tingkat merkuri di kolam yang sangat terkontaminasi, di sekitar pabrik peleburan di mana sistem perairan kawasan itu rusak sangat berat,” ucap Grasby.
Di masa tersebut, sistem pertahanan alami di lautan dan darat menjadi overload dengan merkuri. “Ini menyebabkan hilangnya hingga 95 persen kehidupan di laut,” kata Grasby.
Di masa tersebut, sistem pertahanan alami di lautan dan darat menjadi overload dengan merkuri. “Ini menyebabkan hilangnya hingga 95 persen kehidupan di laut,” kata Grasby.
0 komentar:
Posting Komentar