Akibat kondisi fisik yang tidak wajar, seorang bocah warga Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamunyu, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, hidup tersisih dari pergaulan. Kulit bocah bernama Amanah itu bersisik sehingga dia sering menjadi bahan ejekan teman-teman sepermainannya.
Amanah (8) diduga mengalami kelainan genetika hingga mengakibatkan kulit sekujur tubuhnya tampak bersisik. Kondisi itu membuatnya minder dalam pergaulan dengan teman-teman sebayanya. Amanah mengaku malu lantaran kerap diejek. Bahkan teman-temannya memilih menghindarinya. "Saya sering diejek dan meniggalkan saya sendiri," tutur Amanah polos.
Orangtua Amanah memang pernah membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju. Namun pihak rumah sakit menyatakan tidak mampu mengatasi kelainan yang diderita Amanah dan hanya memberi selembar surat rujukan berobat ke Makassar.
Hasmia, ibu kandung Amanah, tidak bisa berbuat banyak. Amri (40) suaminya lumpuh dan sudah tidak bekerja sejak lima tahun lalu. Hasmia sendiri hanya bekerja sebagai pengumpul batu atau pasir di sungai. Penghasilannya itu tidak cukup untuk membawa Amanah berobat ke Makassar. Hasmia pun memilih memulangkan putrinya dari rumah sakit.
"Saya pernah bawa ke rumah sakit tapi saya cuma diminta membawa ke Makassar. Katanya dokter rumah sakit tak mampu menangani penyakit anaknya," ujar Hasmia dengan nada kecewa karena tidak bisa mengupayakan kesembuhan putrinya.
Selain tidak memiliki biaya untuk menyembuhkan anaknya, keluarga itu tidak mempu menyekolahkan Amanah. Hingga berusia 8 tahun saat ini, Amanah belum bersekolah. Jangankan membeli seragam sekolah, membeli beras untuk hidup sehari-hari pun keluarga ini kadang harus mengutang ke tetangga.
Kondisi keluarga ini memang mengenaskan. Mereka tinggal di gubuk berukuran tak lebih dari 3X4 meter. Tidak ada pesawat televisi, kursi, meja, bahkan perabotan rumah pun tidak tampak di rumah itu.
Keluarga Hasmia hanya bisa pasrah. Hasmia berharap ada dermawan yang bersimpati dan bisa membantu kesembuhan anaknya, agar Amanah bisa tumbuh normal dan bergaul layaknya anak-anak normal sebayanya tanpa harus minder.
0 komentar:
Posting Komentar